Kamis, 24 Januari 2013

Berbagai Karakter Wirausaha Sukses



KEWIRAUSAHAAN

BERBAGAI KARAKTER (SIKAP MENTAL) WIRAUSAHA SUKSES

Menurut Geoffrey G. Meredith (1996 dalam Suryana 2009) bahwa wirausaha memiliki berbagai ragam karakter dan watak sebagai berikut:
Tabel 1 Karakter dan unsur karakter wirausaha
No
Karakter
Watak
1
Percaya diri
Memiliki keyakinan yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, mandiri dan optimis
2
Berorientasi pada tugas dan hasil
Gairah untuk maju, berorientasi laba, tekun, ulet dan tegas, kerja keras, bersemangat, energik, serta  inisiatif.
3
Pengambil resiko
Kemampuan mengambil resiko, suka tantangan
4
Kepemimpinan     
Berjiwa kepemimpinan, suka bergaul, terbuka terhadap saran dan kritik.
5
Keaslian atau originalitas
Pandai pencipta (inovatif dan kreatif) berpikiran terbuka, penuh informasi, kaya pengetahuan.
6
Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Karakter wirausaha yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa intisari karakter seorang wirausaha ialah kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa seorang wirausaha dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja. Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan atau lebih dikenal dengan sebutan wirausaha. Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan dengan berpikir, penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahnnya.
1.      Percaya diri
Sifat-sifat percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran-saran orang lain. Akan tetapi saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan kemudian harus memutuskan segera. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang, jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam itu adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat kematangan. Karakteristik kematangan sesorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, ia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif dan kritis. Tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain tapi dapat mengembangkan kritis. Emosionalnya sudah stabil, tidak mudah tersinggung dan naik pitam, serta tingkat sosialnya tinggi. Diharapkan wirausaha seperti ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur dan disenangi oleh semua relasinya.
2.      Berorientasi tugas dan hasil
Wirausaha tidak mengutamakan prestise dulu, tetapi prestasi kemudian. Ia berharap pada prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan meningkat. Wirausaha yang selalu memikirkan prestise dulu dan prestasi kemudian, usahanya tidak akan mengalami kemajuan. Maka wirausaha harus mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
3.      Pengambil resiko
Wirausaha dalam melakukan kegiatan usahanya penuh dengan resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Tetapi semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang baru membuat pertimbangan dari berbagai macam segi.
4.      Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memamng ada dalam masing-masing individu, maka sifat kepemimpinan tergantung pada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang dipimpin. Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpin sekelompok orang, ia diikuti dan dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pula pemimpin yang tidak disenangi bawahan atau tidak senang pada bawahannya, ia mau mengawasi bawahannya tapi tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada orang lain pada suatu ketika akan berakibat tidak baik pada usaha yang sedang dijalankan. Maka wirausaha sebagai pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dan saran dari bawahannya serta harus bersifat responsif.
5.      Keaslian atau originalitas
Sifat orisinil tidak selalu ada pada diri sesorang, yang dimaksud orisinil adalah tidak hanya mengekor pada orang lain tapi memiliki pendapat sendiri dan ide yang orisinil untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen yang sudah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk akan tampak sejauh mana ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.
6.      Berorientasi masa depan
Wirausaha harus perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yang akan dilakukan dan apa yang ingin dicapai. Karena sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara tapi selamnay. Maka faktor kontinuitas harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
Pengusaha yang sukses bukanlah pengusaha yang bisa memulai bisnis dalam skala besar dalam waktu singkat. Wirausaha bukanlah sebuah hal yang bisa dibangun secara instant. Wirausaha sukses adalah mereka yang berhasil mengatasi naik turunnya usaha dan tetap berdiri tegak. Skala keberhasilan wirausaha bukanlah semata pada jumlah omset yang dimiliki, akan tetapi lebih pada kemampuan sang wirausaha untuk mempertahankan usahanya dalam menghadapi berbagai arus perubahan yang sedikit banyak memiliki pengaruh pada usahanya. Pada bagian ini, mental wirausaha seseorang sangat diuji. Seseorang boleh saja mengklaim bahwa dia sudah memiliki usaha tersebut sejak lama, atau mungkin usaha tersebut sudah diwarisi dari orang tua mereka. Akan tetapi, kehidupan usaha tersebut lebih tergantung pada mental wirausaha orang tersebut dalam menjalankan roda usahanya.
Bagaimana dengan mental wirausaha di Indonesia? Beberapa pakar mengatakan bahwa mental wirausaha di Indonesia masih sangat lemah. Orang Indonesia lebih menyukai bekerja sebagai karyawan daripada mencoba mendirikan usaha mandiri atau meneruskan usaha mereka. Salah satu ciri lemahnya mental wirausaha di Indonesia adalah keengganan seseorang untuk menempuh berbagai resiko yang mungkin timbul dalam usaha yang dijalankannya. Resiko kegagalan ataupun resiko merugi dari sebuah usaha tentu berbanding lurus dengan “resiko” mendapatkan keuntungan. Sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang tidak siap menghadapi resiko kegagalan. Keengganan menghadapi resiko kegagalan tersebut disikapi dengan tidak menjalankan usaha. Semangat wirausaha seharusnya dilandasi dengan semangat pantang menyerah. Ada macam sikap mental yang seharusnya dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu:
1.      Memiliki semangat enterpreneurship dasar yaitu keinginan untuk memiliki penghasilan yang lebih baik daripada bekerja pada orang lain. Keinginan untuk mandiri, lebih sejahtera dan memiliki kehidupan yang lebih baik akan membawa seseorang pada keinginan berusaha secara mandiri.
2.      Semangat enterpreneurship lain yang harus dimiliki adalah keinginan untuk mandiri. Bekerja pada perusahaan milik orang lain boleh jadi lebih nyaman, akan tetapi Anda tidak akan pernah menjadi mandiri. Sikap mental seperti ini yang masih jarang dimiliki oleh banyak orang di Indonesia. Banyak orang memilih berada di zona nyaman mereka hingga masa pensiun tiba dibanding membuat sebuah gebrakan besar dalam kehidupan mereka dengan berwirausaha.
3.      Berani mencoba adalah satu bagian dari semangat enterpreneurship yang harus selalu dimiliki para calon wirausaha. Tidak ada bayi yang langsung bisa berlari. Bayi harus melalui fase merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan hingga mampu berjalan dengan dua kaki tanpa terjatuh. Analogi yang sama harus diterapkan oleh seorang wirausahawan. Berani mencoba menjadi seorang wirausaha adalah salah satu kunci wirausaha sukses. Bagaimana Anda bisa mendapatkan hasil wirausaha sukses sementara Anda bahkan tidak berani mencoba
4.      Semangat enterpreneurship lain adalah tahan banting. Kegagalan memang sangat menyakitkan, akan tetapi bukan merupakan sebuah alasan untuk menyerah. Semangat wirausaha sukses adalah menyikapi kegagalan sebagai sebuah pelajaran besar. Evaluasi menyeluruh akan memungkinkan Anda menjalani wirausaha sukses tersebut. Satu keberhasilah mungkin harus ditempuh melalui 99 kegagalan. Seorang pelaku wirausaha sukses akan selalu menerapkan prinsip tersebut pada setiap bidang usaha yang akan dilaksanakannya.
PEMILIHAN ROLE MODEL UNTUK MEMBANGUN KARAKTER WIRAUSAHA
Role model atau tokoh panutan merupakan faktor penting yang mempengaruhi individu dalam memilih kewirausahaan sebagai karir. Calon wirausaha pada umumnya menemukan role model di rumah ataupun di tempat kerja. Bila seseorang banyak berhubungan serta bergaul dengan para wirausahawan, maka ada kemungkinan dia juga akan tertarik untuk memilih jalan hidup sebagai seorang wirausahawan. Orang tua, saudara, guru atau wirausahawan lain dapat menjadi role model bagi individu. Individu membutuhkan dukungan dan nasehat dalam setiap tahapan dalam merintis usaha, role model berperan sebagai mentor bagi individu. Individu juga akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh role model. Role model merupakan hal yang sangat penting karena dengan mengetahui serta memahami kisah-kisah para wirausahawan yang telah meraih kesuksesan menjadikan cita-cita seseorang untuk membuka usahanya sendiri menjadi lebih kredibel dan terjustifikasi.
Yang paling ingin diketahui oleh orang-orang sebagai role model kesuksesan mereka adalah profil wirausaha. Dengan membaca dan mengetahui profil juga perjuangan mereka dari bawah sampai menjadi sesorang yang berhasil akan menjadikan motivasi untuk para wirausaha baru untuk mencapai kesuksesan yang sama. Salah satu wirausaha di Indonesia yang dapat menjadi role model bagi calon wirausaha adalah Bob Sadino. Gayanya yang sangat terkenal adalah gaya dia berpakaian yang senang menggunakan celana pendek dan kaus bias walaupun dia seorang wirausaha yang sukses dan punya kekayaan yang banyak. Boy Sadiono lahir di Lampung pada tangga 9 Maret 1933. Dimulai saat sang teman menyarankan untuk memelihara ayam untuk menghilangkan rasa stressnya. Dari mulai beternak ayam itu terinspirasilah Bob untuk memulai wirausaha. Akhirnya, beberapa lama Bob bisa menjadi orang yang sukses dalam bisnisnya. Kunci kesuksesan Bob Sadino adalah selalu mendengarkan apa kemauan dari pelanggan sehingga dia mau memperbaiki diri sesuai dengan saran dari pelanggannya. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri, karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer (1996: 14-15 dalam Suryana 2009) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya adalah:
1.      Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2.      Kurang berpengalaman. Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.      Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran khas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran khas akan menghambat operasional perusahaan dan akan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4.      Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awak dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perncanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5.      Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.      Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan eret kaitanya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7.      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalan berusaha. Sikap yang setengah-setengah dalam usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati kemungkinan gagal akan besar.
8.      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar