KEWIRAUSAHAAN
BERBAGAI KARAKTER (SIKAP MENTAL) WIRAUSAHA
SUKSES
Menurut Geoffrey G. Meredith (1996 dalam Suryana 2009) bahwa wirausaha
memiliki berbagai ragam karakter dan watak sebagai berikut:
Tabel 1 Karakter dan unsur karakter wirausaha
No
|
Karakter
|
Watak
|
1
|
Percaya diri
|
Memiliki keyakinan
yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, mandiri dan optimis
|
2
|
Berorientasi pada
tugas dan hasil
|
Gairah untuk
maju, berorientasi laba, tekun, ulet dan tegas, kerja keras, bersemangat,
energik, serta inisiatif.
|
3
|
Pengambil
resiko
|
Kemampuan
mengambil resiko, suka tantangan
|
4
|
Kepemimpinan
|
Berjiwa kepemimpinan,
suka bergaul, terbuka terhadap saran dan kritik.
|
5
|
Keaslian atau
originalitas
|
Pandai
pencipta (inovatif dan kreatif) berpikiran terbuka, penuh informasi, kaya
pengetahuan.
|
6
|
Berorientasi
masa depan
|
Memiliki visi
dan perspektif terhadap masa depan.
|
Karakter wirausaha yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa intisari
karakter seorang wirausaha ialah kreatifitas. Oleh karena itu, dapat
dikemukakan bahwa seorang wirausaha dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja.
Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang
diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk
melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja
dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan atau
lebih dikenal dengan sebutan wirausaha. Seorang wirausaha haruslah seorang yang
mampu melihat ke depan. Melihat ke depan dengan berpikir, penuh perhitungan,
mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahnnya.
1.
Percaya diri
Sifat-sifat percaya diri dimulai dari
pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran-saran
orang lain. Akan tetapi saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah,
pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan kemudian harus memutuskan
segera. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang,
jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam itu adalah pribadi yang independen dan sudah
mencapai tingkat kematangan. Karakteristik kematangan sesorang adalah ia tidak
tergantung pada orang lain, ia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi,
obyektif dan kritis. Tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain tapi
dapat mengembangkan kritis. Emosionalnya sudah stabil, tidak mudah tersinggung
dan naik pitam, serta tingkat sosialnya tinggi. Diharapkan wirausaha seperti
ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur dan disenangi
oleh semua relasinya.
2.
Berorientasi tugas dan hasil
Wirausaha tidak mengutamakan prestise
dulu, tetapi prestasi kemudian. Ia berharap pada prestasi baru kemudian setelah
berhasil prestisenya akan meningkat. Wirausaha yang selalu memikirkan prestise
dulu dan prestasi kemudian, usahanya tidak akan mengalami kemajuan. Maka
wirausaha harus mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik
dan inisiatif.
3.
Pengambil resiko
Wirausaha dalam melakukan kegiatan
usahanya penuh dengan resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun
naik, barang tidak laku dan sebagainya. Tetapi semua tantangan ini harus
dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang baru membuat
pertimbangan dari berbagai macam segi.
4.
Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memamng ada dalam
masing-masing individu, maka sifat kepemimpinan tergantung pada masing-masing
individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang dipimpin.
Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpin sekelompok orang, ia
diikuti dan dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pula pemimpin yang tidak disenangi
bawahan atau tidak senang pada bawahannya, ia mau mengawasi bawahannya tapi
tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada orang lain pada suatu ketika
akan berakibat tidak baik pada usaha yang sedang dijalankan. Maka wirausaha
sebagai pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dan saran dari bawahannya
serta harus bersifat responsif.
5.
Keaslian atau originalitas
Sifat orisinil tidak selalu ada pada
diri sesorang, yang dimaksud orisinil adalah tidak hanya mengekor pada orang
lain tapi memiliki pendapat sendiri dan ide yang orisinil untuk melaksanakan
sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tapi produk tersebut
mencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen yang sudah ada
sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk
akan tampak sejauh mana ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.
6.
Berorientasi masa depan
Wirausaha harus perspektif, mempunyai visi
ke depan, apa yang akan dilakukan dan apa yang ingin dicapai. Karena sebuah
usaha bukan didirikan untuk sementara tapi selamnay. Maka faktor kontinuitas
harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk menghadapi
pandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan
strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
Pengusaha yang sukses bukanlah pengusaha yang bisa memulai bisnis dalam skala besar dalam
waktu singkat. Wirausaha bukanlah sebuah hal yang bisa dibangun secara instant.
Wirausaha sukses adalah mereka yang berhasil mengatasi naik turunnya usaha dan
tetap berdiri tegak. Skala keberhasilan wirausaha bukanlah semata pada jumlah
omset yang dimiliki, akan tetapi lebih pada kemampuan sang wirausaha untuk
mempertahankan usahanya dalam menghadapi berbagai arus perubahan yang sedikit
banyak memiliki pengaruh pada usahanya. Pada bagian ini, mental
wirausaha seseorang sangat diuji. Seseorang boleh saja mengklaim bahwa
dia sudah memiliki usaha tersebut sejak lama, atau mungkin usaha tersebut sudah
diwarisi dari orang tua mereka. Akan tetapi, kehidupan usaha tersebut lebih
tergantung pada mental wirausaha orang tersebut dalam menjalankan roda
usahanya.
Bagaimana dengan mental wirausaha di Indonesia?
Beberapa pakar mengatakan bahwa mental wirausaha di Indonesia masih sangat
lemah. Orang Indonesia lebih menyukai bekerja sebagai karyawan daripada mencoba
mendirikan usaha mandiri atau meneruskan usaha mereka. Salah satu ciri lemahnya
mental wirausaha di Indonesia adalah keengganan seseorang untuk menempuh
berbagai resiko yang mungkin timbul dalam usaha yang dijalankannya. Resiko
kegagalan ataupun resiko merugi dari sebuah usaha tentu berbanding lurus dengan
“resiko” mendapatkan keuntungan. Sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang tidak
siap menghadapi resiko kegagalan. Keengganan menghadapi resiko kegagalan
tersebut disikapi dengan tidak menjalankan usaha. Semangat wirausaha seharusnya dilandasi dengan semangat
pantang menyerah. Ada macam sikap mental yang seharusnya dimiliki oleh seorang
wirausaha, yaitu:
1. Memiliki
semangat enterpreneurship dasar yaitu keinginan untuk memiliki penghasilan yang
lebih baik daripada bekerja pada orang lain. Keinginan untuk mandiri, lebih
sejahtera dan memiliki kehidupan yang lebih baik akan membawa seseorang pada
keinginan berusaha secara mandiri.
2. Semangat
enterpreneurship lain yang harus dimiliki adalah keinginan untuk mandiri.
Bekerja pada perusahaan milik orang lain boleh jadi lebih nyaman, akan tetapi
Anda tidak akan pernah menjadi mandiri. Sikap mental seperti ini yang masih
jarang dimiliki oleh banyak orang di Indonesia. Banyak orang memilih berada di
zona nyaman mereka hingga masa pensiun tiba dibanding membuat sebuah gebrakan
besar dalam kehidupan mereka dengan berwirausaha.
3. Berani
mencoba adalah satu bagian dari semangat enterpreneurship yang harus selalu dimiliki
para calon wirausaha. Tidak ada bayi yang langsung bisa berlari. Bayi harus
melalui fase merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan hingga mampu berjalan
dengan dua kaki tanpa terjatuh. Analogi yang sama harus diterapkan oleh seorang
wirausahawan. Berani mencoba menjadi seorang wirausaha adalah salah satu kunci wirausaha
sukses. Bagaimana Anda bisa mendapatkan hasil wirausaha sukses
sementara Anda bahkan tidak berani mencoba
4. Semangat
enterpreneurship lain adalah tahan banting. Kegagalan memang sangat
menyakitkan, akan tetapi bukan merupakan sebuah alasan untuk menyerah. Semangat
wirausaha sukses adalah menyikapi kegagalan sebagai sebuah pelajaran besar.
Evaluasi menyeluruh akan memungkinkan Anda menjalani wirausaha sukses tersebut.
Satu keberhasilah mungkin harus ditempuh melalui 99 kegagalan. Seorang pelaku
wirausaha sukses akan selalu menerapkan prinsip tersebut pada setiap bidang
usaha yang akan dilaksanakannya.
PEMILIHAN ROLE MODEL UNTUK MEMBANGUN
KARAKTER WIRAUSAHA
Role model atau tokoh panutan merupakan
faktor penting yang mempengaruhi individu dalam memilih kewirausahaan sebagai
karir. Calon wirausaha pada umumnya menemukan role model di rumah ataupun di
tempat kerja. Bila seseorang banyak berhubungan serta bergaul dengan para
wirausahawan, maka ada kemungkinan dia juga akan tertarik untuk memilih jalan
hidup sebagai seorang wirausahawan. Orang tua, saudara, guru atau wirausahawan
lain dapat menjadi role model bagi individu. Individu membutuhkan dukungan dan
nasehat dalam setiap tahapan dalam merintis usaha, role model berperan sebagai
mentor bagi individu. Individu juga akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh
role model. Role model merupakan hal yang sangat penting karena dengan
mengetahui serta memahami kisah-kisah para wirausahawan yang telah meraih
kesuksesan menjadikan cita-cita seseorang untuk membuka usahanya sendiri
menjadi lebih kredibel dan terjustifikasi.
Yang paling ingin diketahui oleh orang-orang sebagai role model
kesuksesan mereka adalah profil wirausaha. Dengan membaca dan mengetahui profil
juga perjuangan mereka dari bawah sampai menjadi sesorang yang berhasil akan
menjadikan motivasi untuk para wirausaha baru untuk mencapai kesuksesan yang
sama. Salah satu wirausaha di Indonesia yang dapat menjadi role model bagi
calon wirausaha adalah Bob Sadino. Gayanya yang sangat terkenal adalah gaya dia
berpakaian yang senang menggunakan celana pendek dan kaus bias walaupun dia
seorang wirausaha yang sukses dan punya kekayaan yang banyak. Boy Sadiono lahir
di Lampung pada tangga 9 Maret 1933. Dimulai saat sang teman menyarankan untuk
memelihara ayam untuk menghilangkan rasa stressnya. Dari mulai beternak ayam
itu terinspirasilah Bob untuk memulai wirausaha. Akhirnya, beberapa lama Bob
bisa menjadi orang yang sukses dalam bisnisnya. Kunci kesuksesan Bob Sadino
adalah selalu mendengarkan apa kemauan dari pelanggan sehingga dia mau
memperbaiki diri sesuai dengan saran dari pelanggannya. Dengan sikap
seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut
Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri, karena itu ia
selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN
Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat
tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer (1996: 14-15 dalam
Suryana 2009) mengemukakan beberapa
faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya adalah:
1.
Tidak
kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
2.
Kurang
berpengalaman. Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3.
Kurang dapat
mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran khas. Mengatur pengeluaran
dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran khas akan
menghambat operasional perusahaan dan akan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
4.
Gagal dalam
perencanaan. Perencanaan merupakan titik awak dari suatu kegiatan, sekali gagal
dalam perncanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5.
Lokasi yang
kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan
sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.
Kurangnya
pengawasan peralatan. Pengawasan eret kaitanya dengan efisiensi dan
efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien
dan tidak efektif.
7.
Sikap yang
kurang sungguh-sungguh dalan berusaha. Sikap yang setengah-setengah dalam usaha
akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap
setengah hati kemungkinan gagal akan besar.
8.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,
maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan setiap waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar